Faktor-faktor yang perlu diperhatika pada saat Budidaya Lobster Air Tawar
Kolam Semen
Kolam semen dapat dibuat berbentuk segi empat dengan ukuran 2 x 3 x 0,5 m. Ukuran dn jumlah kolam yang dibuat harus disesuaikan dengan luas lahan dan jumlah lobster yang akan dipelihara. Namun, untuk budidaya dalam jumlah besar sebaiknya kolam tidak dibuat terlalu luas, tetapi berukuran sedang dengan jumlah banyak (ditambah jika perlu).
Hal ini bertujuan memudahkan perawatan, penyeleksian, dan pengontrolan
lobster. Dinding-dinding kolam sebaiknya dibuat licin agar lobster tidak
dapat merayap ke luar kolam, mengingat lobster terkenal sebaga binatang pengembara yang tangguh. Ia dapat bertahan beberapa jam di dataran tanpa air.
Akuarium
Akuarium dapat digunakan sebagai wadah pemeliharaan jika budidaya yang
dilakukan berskala kecil. Selain ringkas dan tidak memakan tempat,
keuntungan penggunaan akuarium adalah memudahkan pengawasan dan
pengontrolan lobster. Akuarium dapat dibuat dengan ukuran 0,5 x1 x 0,5
m.
Akuarium dapat dibuat dari bahan kaca dengan ketebalan 0,5 cm. Sepanjang
bibir atas akuarium dipasang kaca dengan lebar 5 cm dan panjang
disesuaikan dengan dinding akuarium. Ketinggian air untuk pemeliharaan
lobster adalah sekitar 10-15 cm
Akuarium harus dilengkapi dengan aerator
untuk mmepertahankan air akuarium tetap segar dan menjaga kandungan
oksigen di dalam air tetap tinggi. Hal ini berbeda dengan kolam yang
menggunkkan air mengalir untuk menjaga kesegaran dan suplai oksigen di
air.
Kualitas air
Sumber air yang digunakkan bisa berasal dari air tanah, air PAM (perusahaan air minum), dan air sungai. Air tanah dapat langsung digunakan tanpa harus diolah terlebih
dahulu. Namun, tempat budidaya yang terletak di daerah yang berdekatan
dengan pantai tidak dapat menggunakkan air tanah karena mengandung kadar
garam dan tingkat kesadahan yang tinggi.
Sebaiknya budidaya lobster air tawar di daerah ini menggunakkan air PAM
atau air ledeng. Air PAM memang bersih, tetapi kadar klorin dan kaporit
yang dikandungnya sangat tinggi. Klorin dan kaporit ini dapat
dihilngkan dengan cara malakukan aerasi kuat selama setengah hari atau
mendiamkan air PAM tersebut terlebih dahulu di udara terbuka selama 24
jam. Jika masih berbau kaporit, ke dalam air dapat ditambahkan potassium
tiosulfat (K2S2O3) dengan dosis 1 kristal untuk 30 liter air. Setelah itu, air siap digunakkan untuk budidaya lobster air tawar.
Salah satu parameter
kualitas air untuk budidaya lobster air tawar adalah kandungan oksigen
terlarut. Kandungan oksigen terlarut harus tetap berada di atas 3 ppm.
Karenananya, diperlukan bantuan berupa air mengalir atau pemberian
oksigen melalui aerator. Suhu ideal untuk pemeliharaan lobster air tawar
adalah 24-26°C dengan fluktuasi maksimum 2-3 °C. Menghindari fluktuasi
suhu yang tinggi dapat dilakukan dengan cara mengatur kedalaman air dan member naungan agar terhindar dari kenaikan suhu akibat panas matahari.
Pakan
Lobster air tawar termasuk binatang yang tidak rewel dalam soal
pakan, sehingga petani tidak direpotkan dalam penyediaannya. Lobster air
tawar adalah binatang omnivore, segala makanan yang ada didepannya
kemungkinan besar akan disantapnya, tidak terkecuali temannya sendiri
yang sedang tidak berdaya.
Agar lobster yang dipelihara dapat hidup dan tumbuh sempura, jenis pakan, kandungan protein,
dosis, dan frekuensi pemberian pakan harus diperhatikan. Jenis pakan
yang dapat diberikan kepada calon induk lobster air tawar adalah udang
segar, cacing halus, pellet udang, atau pakan nabati seperti ubi jalar
dan tanaman air. Standar kandungan protein dalam pakan yang diberikan
mamiliki nilai optimum 35-40%.
Dosis yang diberikan adalah 3% dari bobot tubuh hidup lobster air tawar. Karena lobster air tawar
memilii sifat nocturnal, persentase pakan yang diberikan untuk dimakan
pada malam hari lebih banyak dibandingkan dengan siang hari. Jenis pellet yang diberikan adalah pellet komersial seperti pellet untuk udang windu
atau udang galah. Cacing halus juga dapat diberikan kepada lobster
sabagai variasi pakan.
Variasi pakan tersebut berguna untuk melengkapi gizi yang mungkin tidak
terdapat pada pellet. Jenis cacing yang dapat diberikan sebagai pakan
adalah cacing tanah, cacing sutera, dan cacing darah, baik yang masih
hidup maupun yang sudah dibekukan. Sebelum diberikan kepada lobster,
sebaiknya cacing-cacing tersebut dibersihkan terlebih dahulu.
Perlengkapan pendukung
Tempat persembunyian lobster
Dalam budidaya lobster air tawar, tempat persembunyian harus
disediakan. Hal ini berhubungan erat dengan daur ulang hidup lobster
yang mengalami mol-ting. Lobster akan bersembunyi di tempat yang telah
di sediakan agar tidak diserang dan dimakan oleh lobster lain.
Saat molting, kondisi lobster sangat lemah, selama 2-3 hari lobster
hanya berdiam diri di tempat persembunyian hingga kulit yang baru tumbuh
mengeras. Tempat persembunyian untuk lobster dapat dibuat dari batako
berlubang, paralon, dan kayu-kayu tua yangberlubang. Batako berlubang
lebih cocok dihunakan untuk lobster yang masih kecil.
Setelah berumur 3-4 bulan, lobster tersebut tidak dapat lagi masuk ke
dalam lubang batako karena ukuran tubuhnya telah membesar. Pada umur
tersebut, tempat persembunyian yang cocok adalah pipa
paralon. paralon berdiameter 4 inci dipotong dengan panjang 15-20 cm
dan paralon berukuran 2 inci dipotong menjadi 10-15 cm. Sementara itu,
paralon-paralon berukuran kecil dipotong dengan panjang sekitar 5 cm.
Saat pembersihan kolam, tempat –tempat persembunyian lobster tersebut
juga harus dibersihkan dengan cara disikat.
Aerator
Aerator sangat berguna untuk mempertahankan konsentrasi oksigen terlart
dan menjaga kesegaran air. Jika pasokan oksigen didalam wadah
pemeliharaan kurang, lobster akan mengalami gangguan yang dapat
menyebabkan kematian.
Jenis Kelamin Lobster
Perbedaan kelamin pada lobster air tawar baru dapat dilihat pada saat umurnya telah mencapai 2-3 bulan dengan panjang total rata-rata 4-6 cm. Tanda
kelamin primer lobster air tawar adalah perbedaan bentuk tertentu yang
terletak di tangkai kaki jalan dan ukuran capit. Sementara itu,
cirri-ciri sekunder yang dapat dilihat secara visual adalah kecerahan
warna tubuhnya.
Lobster jantan memilki tonjolan di dasar tangkai kaki
jalan ke-5 jika penghitungan dimulai dari kaki jalan dibawah mulut.
Cirri lobster air tawar betina adalah terdapatnya lubang bulat yang
terdapat di dasar kaki ke-3. Berdasarkan ukuran capitnya, lobster jantan
memiliki ukuran capit 2-3 kali lebar buku pertama (tangkai capit) dan
lobster betina memiliki ukuran capit yang sama atau 1,5 kali buku
pertama.
Dilihat dari ciri-ciri sekunder, warna lobster jantan lebih cerha jika
dibandingkan dengan warna dasar tubuh lobster betina, dengan cataatn
wadah dan perlakuan yang diberikan dalam pemeliharaannya sama. Jika
perbandingan ini dilakukan dalam lungkungan pemeliharaan yang berbeda,
kecerahana dan tingkat ketajaman dari warna dasar itu akan berbeda pula.
Warna pigmen dalam cangkang tubuh sangat dipengaruhi oleh warna air,
jenis pakan, dan kandungan dasar pigmen yang dimiliki oleh tiap spesies
ikan. Perbedaan jantan dan betina redclaw dapat dilihat dari warna ujung
capitnya. Pada lobster jantan terdapat warna merah di ujung capitnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar